Selasa, 19 Juni 2012

BEDA SELERA


BEDA SELERA
 
   Coba bayangkan kejadian ini. Suatu malam kita melihat seorang
   pendeta sedang duduk bercengkerama dengan para pemuda di pos ronda.
   Apa reaksi spontan kita? Kita merasa tidak nyaman karena berpendapat
   bahwa pendeta tersebut tidak bisa menjaga wibawanya. Ataukah kita
   merasa senang dan kagum karena ada seorang rohaniwan yang bersedia
   membaur dengan orang kebanyakan?
 
   Menarik sekali untuk mencari tahu mengapa orang banyak
   bersungut-sungut terhadap keputusan Tuhan Yesus yang akan menginap
   di rumah Zakheus (ayat 7). Pastilah karena mereka tidak sepakat
   dengan keputusan tersebut. Hati mereka terusik karena mereka tahu
   siapa itu Zakheus. Mereka berkeyakinan bahwa tidak sepatutnya orang
   saleh bergaul rapat dengan orang yang mereka anggap kurang baik
   hidupnya. Celakanya lagi mereka dengan cepat menganggap dirinya ada
   di kubu orang saleh, sehingga mereka sangat terganggu. Di sinilah
   akar masalahnya. Mereka memiliki cara pandang yang berseberangan
   dengan Tuhan Yesus. Ironisnya, mereka berharap Tuhan Yesus-lah yang
   menyesuaikan diri dengan cara berpikir mereka, dan bukan sebaliknya.
 
   Apakah kita sering merasa terganggu dengan apa yang Allah putuskan?
   Apakah kita sering merasa tidak mengerti jalan pikiran dan tindakan
   Allah, lalu kita bersungut-sungut? Kalau keyakinan kita banyak yang
   berseberangan dengan Allah, kita akan banyak menemukan konflik
   dengan-Nya. Mari kita lihat ulang keyakinan-keyakinan kita. Lalu
   bandingkan dengan isi hati Allah. Ketika ada yang tidak sejalan
   dengan selera-Nya, kitalah yang perlu menyesuaikan diri dengan-Nya.
   Bukan sebaliknya!
 
               KETIKA KITA BERBEDA SELERA DENGAN ALLAH,
                  KITA AKAN MENGHADAPI BANYAK MASALAH.

Minggu, 17 Juni 2012

Membuat Rencana


MARI BERENCANA
 
   Grusah-grusuh adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang menggambarkan
   seseorang yang bertindak tanpa pertimbangan matang; serba
   terburu-buru; bertindak seketika. Akibatnya, yang dikerjakan tentu
   tidak maksimal, bahkan sangat mungkin banyak keputusan yang kemudian
   disesali.
 
   Salomo, menasihati kita dengan sebuah analogi militer: "hanya dengan
   perencanaan engkau dapat berperang" (ayat 6). Tentara yang banyak
   tidak cukup, perlu perhitungan yang matang untuk mengarahkan mereka.
   Analogi lain adalah dalam membangun rumah, memilih benda berharga,
   dan memiliki wibawa (ayat 3-5). Perencanaan menunjukkan adanya
   hikmat, kepandaian, pengertian, dan kebijaksanaan. Salomo
   melanjutkan, "kemenangan tergantung kepada penasihat yang banyak."
   Banyak mendengar nasihat akan memampukan seseorang membuat sebuah
   rencana yang baik dan matang. Salomo sendiri dikenal sebagai tokoh
   yang dikaruniai hikmat melebihi segala manusia yang pernah ada
   (lihat 1 Raja-raja 3:12). Namun rupanya, hikmat luar biasa yang
   diberikan Tuhan tidak membuatnya menjadi sombong dan keras kepala.
   Sebaliknya, hikmat memberikannya kesadaran dan kerendahan hati untuk
   mendengar banyak nasihat.
 
   Bagaimana dengan kita? Apakah kita hidup dengan semangat
   grusah-grusuh atau penuh perencanaan? Jangan biarkan hidup berlalu
   sia-sia karena kita lalai atau malas berencana. Rencana lahir dari
   hikmat, dan hikmat berasal dari takut akan Tuhan (lihat Amsal 1:7).
   Tuhan merindukan kehidupan kita memuliakan-Nya. Sebab itu mari mohon
   hikmat Tuhan untuk berencana serta kerendahan hati untuk mendengar
   banyak nasihat.
 
           HIDUP BERSAMA TUHAN BUKANLAH HIDUP TANPA RENCANA,
               MELAINKAN BERENCANA SESUAI KEHENDAK ALLAH.

PERINGATAN TENTANG KEKAYAAN


PERINGATAN TENTANG KEKAYAAN
 
   Anda pernah mendengar lagu ciptaan Iwan Fals yang berjudul Bento?
   Lagu yang liriknya menggambarkan sosok pria bernama Bento dengan
   rumah real estat, mobil banyak, dan harta melimpah. Seorang "bos
   eksekutif dan tokoh papan atas". Iwan Fals mendendangkan lagu itu
   sebagai kritik sosial, karena tokoh kaya itu adalah bos yang jahat,
   tukang korup, dan meraih harta kekayaan dengan menyingkirkan rakyat
   miskin. Lagu Iwan adalah kritik terhadap pihak penguasa waktu itu,
   sebuah peringatan tentang kekayaan.
 
   Peringatan tentang kekayaan pun menjadi perhatian rasul Yakobus.
   Peringatannya begitu keras: orang-orang kaya akan menangis dan
   meratap karena tumpukan harta mereka akan hancur (ayat 1-2).
   Tampaknya di gereja yang menjadi tujuan surat Yakobus, ada
   kesenjangan antara yang sangat kaya dan yang sangat miskin (lihat
   1:9-11, 2:1-4). Tentu saja, menjadi seorang kristiani yang kaya
   tidaklah salah. Menjadi salah jika, sebagaimana disoroti Yakobus,
   orang kaya tersebut menumpuk kekayaan untuk dirinya sendiri (ayat
   2-3), bahkan dengan cara menindas pekerjanya (ayat 4), lalu hidup
   dalam kemewahan yang sia-sia (ayat 5), terlebih menghancurkan hidup
   orang benar (ayat 6). Kekayaan menjadi duka bagi hati Allah ketika
   kita meraihnya dengan cara yang salah serta tujuan yang salah.
 
 
 
   Bagaimana kita memperlakukan kekayaan? Hati-hati, agar tidak
   menumpuk harta di bumi, yang didasari motivasi tak suci. Apalagi
   dengan cara yang tak murni. Semua hanya akan membangkitkan murka
   Bapa surgawi. Mari berefleksi dan menjaga diri untuk menjadi murid
   Tuhan yang berintegritas dan dapat dipercaya dalam hal harta.
 
              WALAUPUN SEORANG BERLIMPAH-LIMPAH HARTANYA,
HIDUPNYA TIDAKLAH TERGANTUNG DARI KEKAYAAN ITU. -TUHAN YESUS (LUKAS 12:15)

Sahabat Bagi yang lelah


SAHABAT BAGI YANG LELAH
   Di tengah dunia yang bergerak makin cepat, angka penderita depresi
   juga makin meningkat. Depresi adalah kelelahan mental yang
   disebabkan oleh tekanan hidup terus-menerus. Depresi menjadikan
   seseorang mengalami perubahan negatif dalam pikiran, suasana hati,
   dan tingkah laku. Banyak orang yang tidak mampu melewati kelelahan
   panjang pada masa depresi ini, lalu memilih untuk mengakhiri hidup.
   Statistik WHO menyatakan bahwa depresi merenggut lebih dari 850.000
   jiwa setiap tahun!
   Alkitab mencatat ada seorang nabi yang menderita kelelahan mental
   akut, yaitu Elia. Alih-alih berada dalam euforia kemenangan setelah
   menaklukkan 450 nabi Baal di gunung Karmel, Elia malahan terpuruk
   dan ingin mati setelah mendapat ancaman dari permaisuri raja Ahab.
   Izebel (1 Raja-raja 19:4). Menanggapi keadaan Elia, Tuhan tidaklah
   menjadi marah. Dia malah bertindak layaknya sahabat bagi Elia.
   Pertama, melalui malaikat-Nya Tuhan memenuhi kebutuhan fisik Elia
   (ayat 6-8). Kedua, Tuhan mendengarkan keluh kesah Elia (ayat 9-14).
   Ketiga, Tuhan meminta Elia kembali melakukan pekerjaan pelayanan
   (ayat 15-17). Keempat, Tuhan menyatakan ada banyak rekan pelayanan
   bagi Elia (ayat 18).
   Apakah Anda sedang lelah secara mental didera berbagai permasalahan
   kehidupan? Alamilah sendiri kehadiran dan persahabatan dari Tuhan
   yang memulihkan. Apakah di sekitar Anda ada orang yang sedang
   mengalami keterpurukan jiwa? Sebagaimana Allah telah menjadi sahabat
   bagi Elia, marilah kita menjadi sahabat bagi mereka. -
      TELINGA, MULUT, DAN TANGAN SEORANG SAHABAT MENYEMBUHKAN LUKA
           DAN MEMBANGKITKAN HARAPAN BAGI MEREKA YANG LELAH.

Rabu, 13 Juni 2012

Napas ALLAH

NAPAS ALLAH

  Tahukah Anda bahwa Alkitab yang kita miliki sekarang ini merupakan
  kumpulan dari 66 buku, yang terdiri lebih dari 30 ribu ayat, ditulis
  dalam 3 bahasa, oleh 40 orang berbeda, dalam waktu kurang lebih 1500
  tahun? Kebanyakan penulisnya tidak saling mengenal karena hidup
  dalam kurun dan tempat yang berbeda. Mereka juga memiliki latar
  belakang yang sangat beragam, mulai dari rakyat biasa sampai seorang
  raja. Meskipun demikian, tulisan-tulisannya selaras saling
  berkesinambungan, sejalan tanpa saling bertentangan.

  Sebenarnya apakah rahasianya? Ada satu Pribadi, yaitu Allah, yang
  memberi inspirasi atau ilham bagi semua penulis Alkitab
  Kata "diilhamkan Allah" berasal dari kata Theopneustos yang berarti
  " Allah yang menapaskan". Gambarannya seperti seorang meniup
  seruling, yang mengembuskan napasnya ke dalam seruling sehingga
  menghasilkan nada-nada yang indah. Seruling tidak akan menghasilkan
  suara apa pun jika tidak ada yang meniup. Allah memberi wahyu kepada
  para penulis untuk menyampaikan isi hati-Nya kepada manusia. Alkitab
  dapat menuntun pembaca untuk percaya kepada Pribadi Kristus yang
  memberikan keselamatan
Tulisan-tulisannya mengajar dan
  mengubah kita untuk hidup di dalam jalan kebenaran-Nya
  Segala Firman-Nya memperlengkapi tiap-tiap kita untuk setiap
  pekerjaan baik .

  Ingatlah bahwa meski Alkitab ditulis oleh manusia biasa, tetapi
  Allah adalah Pengarangnya. Bagaimana Anda menempatkan firman yang
  telah "dinapaskan" Allah itu dalam hidup Anda?
                  ALKITAB ADALAH SEBUAH MUKJIZAT.
      TULISAN YANG MEMBAWA KESELAMATAN DAN MENGUBAH KEHIDUPAN.

source : Roti hidup

Kamis, 07 Juni 2012

MATIAS

yudas Iskhariot adalah seorang dari Murid Yesus.  Dia sudah bersama dengan Yesus selama 3.5 tahun pelayanan Yesus di dunia ini.  Namun, pada saat-saat terakhir pelayanan-Nya di dunia ini, Yudas kemudian menjadi seorang pengkhianat.  Dia menghianati Yesus, Gurunya.  Dan, naas, penyesalannya dilakukan dengan cara yang salah.  Dia meninggalkan Yesus untuk selamanya.  Dia meninggalkan kelompok murid-murid.  Dan dia mengakhiri hidupnya dengan seutas tali, suatu cara yang tidak dikehendaki oleh Tuhan.  Dia mati dalam dosanya.

Petrus menyatakan, bahwa peristiwa Yudas sudah dinubuatkan oleh raja Daud.  "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.”  Kisah 1:20.  Jadi, tempat Yudas sudah dinubuatkan, akan diambil oleh orang yang lain.

Kita perlu menyadari, bahwa hal ini akan terulang lagi di akhir zaman.  Yesus menyatakan:  “Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”  Markus 10:31.  Banyak orang yang telah lama berada dalam iman, berada dalam kebenaran, pada akhirnya akan tergoncang keluar dan hilang, sama seperti Yudas.  Namun, tempat mereka tidak dibiarkan kosong.  Sama seperti Matias, yang dipilih Allah untuk menggantikan tempat Yudas, demikian juga akan muncul orang-orang yang akan menggantikan tempat orang-orang yang akan hilang nanti.

Ellen White menuliskan:  “Tidak semua yang mengaku memelihara Sabat akan dimeteraikan. Ada banyak, bahkan di antara mereka yang mengajarkan kebenaran kepada orang-orang lain, mereka itu tidak akan memperoleh meterai Allah pada dahinya.” Testimony Treasures, vol. 2, p. 68.  Selanjutnya, dia menuliskan “Sementara angin ribut mendekat, suatu jumlah yang besar yang mengaku percaya kepada pekabaran malaikat ketiga, tetapi tidak disucikan melalui penurutan kepada kebenaran, merobah posisi mereka dan bergabung dengan pihak musuh.” GC. 608.  Dari kenyataan ini, ternyata ada banyak orang yang akan meninggalkan gereja dan iman mereka, sebagaimana dengan Yudas.  Namun, sebagaimana Matias, ada yang akan dipilih Allah untuk menggantikan posisi yang telah hilang.  Kembali, Ellen White menuliskan:  “Ada banyak jiwa keluar dari barisan-barisan dunia, keluar dari gereja-gereja bahkan dari gereja Katolik yang semangatnya akan jauh melebihi mereka yang sudah berada dalam barisan dan berbondong-bondong mengumandangkan kebenaran sejak waktu itu.” 3SM. 386,387.  Kemudian,  “Ribuan orang pada jam kesebelas akan menyadari dan mengakui kebenaran…dengan kecepatan yang mengejutkan gereja, dan nama Allah saja akan dimuliakan.” EGW’ 88 775.

Matias dipilih Allah untuk menggantikan posisi Yudas yang telah hilang itu.  Siapa sebenarnya Matias ini sehingga dia dipilih Allah untuk menggantikan posisi Yudas?  Mari kita pelajari siapa Matias itu melalui catatan Kisah Para Rasul 1:21-24 mengenai syarat-syarat mereka yang akan menggantikan Yudas.  Tentunya semua syarat ini dimiliki oleh Matias karena Matiaslah yang pada akhirnya dipilih Allah untuk menggantikan posisi Yudas, dengan demikian, kita dapat mengenal siapa Matias itu dan ciri-ciri orang yang akan dipilih Allah untuk menggantikan mereka yang akan hilang.

Kis. 1:21  “seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami”.  Ayat ini menyatakan siapa Matias itu.  Dia adalah seorang yang senantiasa berkumpul dengan rasul-rasul.  Dia adalah orang yang senang dengan persekutuan orang-orang percaya.  Dia adalah orang yang aktif dalam perkumpulan orang-orang yang percaya. 

Selanjutnya, Matias adalah yang selalu berkumpul dengan orang-orang yang bersama-sama dengan Tuhan.  Syarat yang Petrus sampaikan:  “berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami”.  Kis. 1:21.  Dia adalah tipe orang yang mau berkumpul dengan orang-orang yang tidak mencintai Tuhan.  Dia bukanlah orang yang suka berkumpul dipertemuan-pertemuan yang mendatangkan dosa.  Raja Daud menuliskan:  “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.”  Dari ayat ini kita mendapati, orang yang senang berkumpul dengan orang percaya adalah orang yang tidak senang dengan pergaulan yang fasik, tidak senang dengan perbuatan-perbuatan dosa, dan tidak suka mencomooh.  Ini adalah orang yang suka akan firman Tuhan.  Itulah Matias.  Itulah orang-orang yang pada akhirnya akan menggantikan posisi Yudas.

Kis. 1:22  “yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami”.  Matias adalah tipe orang yang mau mengikuti Yesus apapun yang terjadi.  Kita mengetahui melalui catatan kitab suci bahwa, saat ketika Yesus dibaptiskan sampai pada kenaikan-Nya, merupakan masa-masa yang sulit.  Ini adalah hari-hari yang penuh dengan pencobaan dan tantangan.  Tapi, kita melihat, Matias adalah orang yang tidak meninggalkan Tuhannya dalam keadaan apapun.  Demikian juga mereka yang akan dipilih Allah pada akhirnya.

Kis. 1:22  “untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya.”  Matias adalah orang yang siap untuk menjadi saksi tentang kebangkitan Tuhan.  Mereka yang pada akhirnya dipilih adalah mereka yang siap menjadi saksi.

Kis. 1:23 “Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias.”  Matias berarti hadiah dari Tuhan.  Hal ini cocok dengan apa yang dia alami.  Dia merupakan pemberian dari Tuhan untuk mengisi posisi Yudas.  Namun, arti yang lain dari nama ini adalah:  memberikan, menghadiahkan, saat ini memberikan.  Dari arti namanya, kita bisa mengetahui bahwa, Matias adalah orang yang suka memberi.  Dan bentuk pemberiannya adalah bentuk “present” dan “aktif”.  Jadi, Matias adalah orang yang suka memberi dalam berbagai keadaan.

Kis. 1:24 “Mereka semua berdoa dan berkata: ‘Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang”.  Tuhan mengenal hati Matias.  Dan, jika Tuhan memilih, Tuhan akan melihat dari hati.  Hati orang yang dipilih oleh Tuhan adalah hati yang tidak memiliki tipu, dusta, dan kemunafikan.  Tuhan memilih orang yang akan dipakai dalam pekerjaan-Nya yaitu orang yang hatinya tidak mencintai suap.  Tuhan memilih orang yang hatinya adalah jujur dan benar.  Ellen White menuliskan:  “Kebutuhan terbesar dunia saat ini adalah kebutuhan akan manusia-manusia, - manusia-manusia yang tidak bisa diperjual-belikan; manusia-manusia yang dalam hati sanubarinya yang dalam adalah benar dan jujur; manusia-manusia yang tidak takut untuk menyebut dosa dengan namanya yang benar; manusia-manusia yang hati nuraninya adalah benar kepada kewajiban sebagaimana jarum kompas yang mengarah ke kutub; manusia-manusia yang akan berdiri untuk kebenaran, sekalipun langit-langit runtuh”  Ed. 57.

Kis. 1:24 “tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih”.  Matias adalah tipe orang yang tidak memusingkan kedudukan.  Dia membiarkan Tuhan yang memilih.  Dia tidak mengangkat dirinya sendiri untuk suatu posisi.  Dia tidak mempromosikan dirinya untuk menjadi seorang pemimpin.  Dia adalah orang yang berserah kepada rencana Tuhan, biarlah kehendak Tuhan yang terjadi.

Dari fakta tentang Matias, kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa:  orang-orang yang akan meninggalkan barisan umat Tuhan, adalah mereka yang tidak memiliki karakter dari pada Matias.  Sedangkan mereka yang ada di luar sana, yang memiliki karakter seperti Matias, pada akhirnya akan dipilih oleh Allah untuk menjadi orang-orang yang akan dipakai-Nya pada pekerjaan yang sangat besar, yang terakhir.  Tuhan memberkati. 

 oleh:  Pdt. Glen RumaL

Selasa, 05 Juni 2012

borobudur